Kamis, 26 April 2012

Profil Pondok Pesantren


PONDOK PESANTREN NURUL ULUM
BATOR KLAMPIS BANGKALAN MADURA 69153
Sekretariat : Jl. KH. Moh. Anwar 99 Bator Klampis Bangkalan Madura, Tlp. (031) 3051269


I.                   SEJARAH SINGKAT
PONDOK PESANTREN NURUL ULUM

.

1.1.  PERIODE PENDIRIAN (1977-1985)

Periode ini merupakan masa pembibitan dan peletakan dasar berdirinya pondok pesantren yang dilakukan oleh HR. ABDULLAH MOENASYK MA, dengan dibantu beberapa tokoh-tokoh masyarakat dan beberapa orang yang mempunyai visi dan persepsi yang sama tentang pentingnya pendidikan bagi bangsa dan negara.
Alasan didirikannya Ponpes Nurul Ulum berawal dari latar belakang kehidupan sosial masyarakat sekitar pada saat itu sangat  kental dengan keterbelakangan mental spiritual dan jauh dari praktik-praktik sehat menurut norma ajaran Islam, sekalipun pada saat itu sebenarnya sudah ada bentuk bentuk pendidikan islam, namun masih sangat tradisional bahkan cenderung terbelakang.

Sistem pengajaran pada saat itu dilaksanakan dengan sistem pengkajian kitab-kitab di surau maupun sistem ceramah, dan praktikum dipimpin langsung oleh oleh HR.ABDULLAH MA, melalui sarana yang ada pada masyarakat terutama pemahaman ilmu tauhid dan akhlak , dan dibantu sepenuhnya oleh istri beliau Hj. SITI MUZAYYAHAH RH dalam hal pengkajian ilmu Al-Qur’an, fiqih atau syariat islam. Sedangkan jumlah santri pada saat itu tercatat 7 orang.


1.2.  PELETAKAN DASAR SISTEM PENDIDIKAN (1985-1995)
Pada tahun 1980 sampai tahun-tahun berikutnya, Ponpes Nurul-Ulum mulai berkembang seiring dengan kondisi perekonomian masyarakat yang melatar belakangi semakin bertambahnya jumlah santri atas dasar kesadaran masyarakat yang semakin terbuka wawasan pentingnya arti pendidikan bagi putra-putrinya.
Penekanan dan penajaman materi yang dilakukan terhadap anak didik pada saat itu bertujuan untuk mencetak manusia-manusia muslim yang tahan cuaca, tidak tergoncang bergantinya masa dan model. Hatinya tetap erat merapat disisi Allah Swt dalam keadaan situasi seperti apapun, jiwa dan mentalnya kuat menahan godaan hidup. Inilah Muslim !
Akibat dari penajaman dan penyempurnaan sistem pendidikan yang dilakukan pada saat itu, jumlah santri semakinbanyak, berkisar antara 40-50 orang.
Seiring dengan hal tersebut diatas, untuk mengakomodir keinginan dan tuntutan zaman, maka didirikanlah madrasah ibtidaiyah Nurul-Ulum I, dan diiringi dengan madrasah Nurul-Ulum II,III,IV dan pada tahun 2004 ini telah dibuka Taman Kanak-Kanak. Saat itu jumlah santri tercatat 200 orang.
Untuk mempertajam hasil yang hendak dicapai oleh santri maupun siswi-siswi Nurul-Ulum, keterampilan maupun leadership(kepemimpinan) yang diberikan semakin diintensifkan seperti latihan organisasi dan pembekalan keterampilan.

1.3.  PENGEMBANGAN (1995-Sekarang)
Memasuki tahun 1995 sampai 1999 Ponpes Nurul-Ulum dapat dikatakan mengalami stagnasi, pada masa-masa itulah program-program dan kebijakan yang dicanangkan tidak mencapai perkembangan berarti, bahkan terkesan berjalan di tempat. Salah satu hal penyebab kondisi itu adalah aktifnya pengurus ponpes di berbagai kegiatan-kegiatan lainnya.


HR. ABDULLAH MOENASYIK MA, selaku pendiri sekaligus pengasuh pondok pesantren, saat itu tenaga dan fikirannya terkuras di bidang pemerintahan, maklum beliau menjabat Kacab. Dinas P&K daerah setempat. Sedangkan pelaksana harian sekaligus koordinator utama pondok pesantren, SAIFUL ABDULLAH, SH, pada saat itu tengah meneruskan pendidikannya di Universitas Bangkalan Madura yang secara kebetulan menjabat sebagai ketua parlemen kemahasiswaan (Badan Perwakilan Mahasiswa), padahal beliau sebagai motor penggerak pondok pesantren. Otomatis, walaupun pengurus lainnya mempunyai peran yang sama terhadap ponpes, namun tidak bisa mengambilan keputusan dan kebijakan yang bersifat strategis.
Mengawali tahun 2002, seiring dengan purna tugasnya HR. ABDULLAH MOENASYK, MA, dari tugas-tugas pemerintahan dan selesainya masa studi SAIFUL ABDULLAH, SH, penataan kembali (reorganisasi) sistem maupun management yang ada mulai dibenahi. Hasilnya, jika pada kondisi sebelumnya Ponpes Nurul-Ulum mengalami stagnasi, maka sekarang mulai menampakkan kebangkitannya yang dapat dilihat daripembenahan bidang struktur organisasi, bentuk pendidikan, maupun dalam bidang sarana fisik, antara lain;

1.3.1. Bidang Struktur Organisasi

Distribusi tugas secara terperinci dijelaskan melalui buku panduan dan papan struktur, ini merupakan kemajuan bila dibandingkan dengan masa-masa sebelumnya, yang dijabarkan dalam bentuk :

-          Majelis Pimpinan Ponpes Nurul-Ulum (MPPNU)
Merupakan badan tertinggi pondok pesantren yang terdiri dari pengasuh ponpes yang dipimpin oleh HR. ABDULLAH MOENASYIK MA. Majelis ini merupakan penentu kebijakan prinsipil di Nurul-Ulum.


-          Dewan Guru
Merupakan badan pelaksana dalam bidang kontinuitas pendidikan, badan ini beranggotakan guru-guru senior yang dipimpin Zainal Arifin, S.Pd.

-          Dewan harian
Merupakan dewan pelaksana harian dalam bidang administrasi management dan kegiatan sosial. Badan ini beranggotakan santri-santri, guru-guru senior.

-          Dewan keuangan
Untuk menertibkan administrasi keuangan dibentuklah dewan keuangan yang menangani masalah-masalah pendanaan maupun pembiayaan keberlangsungan Ponpes Nurul-Ulum.


1.3.2.      Bidang Pendidikan
Pendidikan agama dan umum merupakan dua hal penting untuk diseimbangkan. Atas dasar tersebut, materi pendidikan yang diprogramkan terhadap anak didik tidak hanya terbatas pada satu segi agama saja, melainkan diseimbangkan dengan ilmu pengetahuan umum. Ini penting, agar lebih siapnya anak didik Nurul-Ulum yang apabila pada masanya kelak kembali ke masyarakat diharapkan mampu menjawab persoalan-persoalan yanga ada.
Dengan masuknya beragam bidang study umum tersebut, bukan berarti menelantarkan jam-jam kegiatan study agama dan sakral agama yang telah mapan, malah keduanya diseimbangkan, diselaraskan dan diberinya ruang gerak berjalan sejajar dalam wadah yang sama.





1.3.3.      Bidang Sarana Fisik dan Bangunan.
Tuntutan masyarakat akan kelayakan dalam penyelenggaraan pendidikan menyebabkan pimpinan Ponpes berupaya semaksimal mungkin dalam membangun sarana fisik, sebagai penunjang pencapaian tujuan pendidikan yang diinginkan. Usaha kearah dimaksud adalah perbaikan dan penambahan ruangan kelas, asrama maupun ruangan penunjang lainnya.
Dewasa ini pembangunan seperti disebutkan masih terfokus pada pembangunan-pembangunan yang ada di lingkungan pondok pesantren. Namun demikian, upaya yang dilakukan oleh pengurus pondok merupakan upaya konkrit dalam memberikan layanan pendidikan.


1.3.4.      Bidang Kepemimpinan dan Keterampilan
Dalam membekali siswa-siswi Nurul-Ulum menjadi manusia yang berhasil guna bagi nusa dan bangsa, keterampilan maupun kepemimpinan merupakan dua hal yang sangat diperlukan. Oleh karena itu wadah untuk mencapai tujuan sebagaimana dimaksud dapat dilihat seperti di bawah ini:

1.      Keterampilan peningkatan Sumber Daya Manusis dan keterampilan lain yang bersifat profit diberikan dalam bentuk kursus
2.      Memberikan bekal pengetahuan organisasi melalui wadah remaja Santri Nurul-Ulum (REZANUR) untuk mencetak mereka menjadi pemimpin-pemimpin yang baik bagi dirinya dan orang lain.







II. ASAS DAN TUJUAN PONPES NURUL-ULUM


Asas dan tujuan dasar pendidikan Ponpes Nurul-Ulum merupakan pedoman utama dalam pembentukan manusia yang seutuhnya dejabarkan sebagai berikut:

2.1. Asas
Asas dasar kelembagaan Nurul-Ulum sebagai wadah pendidikan adalah Al-Qur’an Hadits, Ijma’, Qiyas, Pancasila dan UUD ’45

2.2. Dasar
Dasar amaliyah Nurul-Ulum sebagai lembaga sosialisasi nilai-nilai agama adalah Ahlus Sunnah Wal Jama’ah, dengan petunjuk konstruksi empat madzhab: Syafi’I, Hanafi, Maliki, Hambali.

2.3. Tujuan

1.      Membentuk kader muslim sejati, yakni beriman dan bertakwa ilahiyah, berakal ilmiyah, dan berilmu amaliyah.
2.      Menempatkan ilmu pengetahuan sebagai penegak agama dan negara.
3.      Membentuk manusia yang beridealisme sejati sebagimana firman Allah Swt:
كُنْتُمْ خَيْرَا اُ مَّةٍ اُخْرِجَتْ ِللنَّآِس تَآءْ مُرُوْنَ ِبآاْلمَعْرُوفِ َوَتْنهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَآِر(أل عمرن110)
“Adalah kamu sebaik-baik umat yang dikeluarkan buat manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf dan melarang yang mungkar serta beriman kepada Allah Swt”. (QS. Ali Imran: 110)



III. BENTUK-BENTUK PENDIDIKAN



3.1. Pendidikan Formal

Yang dimaksud pendidikan formal adalah bentuk pendidikan dalam suasana klasikal dan mempunyai batasan-batasan administratif tertentu sesuai dengan tingkatan umur masing-masing siswa. Sekolah-sekolah yang berada di naungan Ponpes Nurul-Ulum adalah:

1.      Madrasah Ibtidaiyah Nurul Ulum I.
2.      Madrasah Ibtidaiyah Nurul-Ulum II.
3.      Madrasah Ibtidaiyah Nurul Ulum III
4.      Taman Kanak-Kanak Nurul Ulum

Ketiga madarasah diatas masih berstatus swasta, namun bekerja sama dengan Departemen Agama Republik Indonesia.

3.2. Pendidikan Non Formal

Pendidikan non formal adalah bentuk-bentuk pendidikan non klasikal dan batasan-batasan administratif maupun psikologis siswa kurang ada batasan secara khusus. Di Ponpes Nurul-Ulum pendidikan semacam itu adalah bentuk pendidikan sebagai berikut:
Ø  Pendidikan keterampilan
Ø  Pendidikan leadership/ Kepemimpinan.
Ø  Pengajian weton (ceramah).
Ø  Pengajian bendongan (Pengajian dengan kitab).
Ø  Pengajian sorogan (Pengajian murid yang membaca, guru menyimak)
Ø  Pendidikan qiro’at Al-Quran.
Ø  Pendidikan kader organisasi.


3.3. Praktikum Kemasyarakatan.

Untuk menyediakan sarana latihan bagi seluruh civitas akademik Nurul-Ulum dalam menjalin hubungan dengan masyarakat diberikan sarana sebagai berikut:
a.      Kopontren
Yaitu suatu wadah bagi santri Nurul-Ulum dalam berhubungan antara internal pondok dengan masyarakat sekitar dalam hubungan jual beli kebutuhan kehidupan sehari-hari.

b.      Forum Keluarga PPNU (FKPPNU)
Yaitu organisasi keluarga besar dan simpatisan Nurul-Ulum yang mempunyai tujuan menyalurkan aspirasi Nurul Ulum kemasyarakatnya dan dari masyarakat ke Nurul-Ulum.


c.        Organisasi Pondok Pesantren
Adalah wadah bagi santri Nurul-Ulum untuk menajamkan penegetahuannya dalam kepemimpinan dan organisasi.

















IV. POTENSI DAN HARAPAN PONPES NURUL-ULUM


Yang dimaksud dengan hal tersebut diatas merupakan kondisi riil dan kemungkinan yang dimiliki dan yang akan hendak dicapai.
4.1. Potensi

a.      Sarana Fisik
Potensi yang dimiliki Ponpes Nurul-Ulum dalam menjaga keberlangsungannya dipengaruhi oleh hal-hal berikut:
Ø  Letak Geografis Ponpes yang berjarak 500 meter dari ibukota kecamatan menyebabkan Nurul-Ulum sangat cepat berkomunikasi atau berhubungan dengan dunia luar.
Ø  Taman Kanak-Kanak Nurul Ulum masih belum memiliki gedung sendiri. Kegiatan belajar mengajar masih menempati asrama putra
Ø  Madrasah Ibtidaiyah Nurul Ulum I memiliki (satu) gedung  madrasah (3 lokal) dilingkungan Pondok
Ø  Madrasah Ibtidaiyah Nurul Ulum II memiliki 2 (dua) gedung (4 lokal)
Ø  Madrasah Ibtidaiyah Nurul Ulum III belum memiliki gedung dan numpang di SDN Bator III
Ø  1 (satu) buah Musholla
Ø  1 (satu) buah kantor sekretariat.
Ø  1 (satu) asrama putra (dua kamar)
Ø  2 (dua) asrama putri (dua kamar)
Ø  1 (satu) unit sanyo pompa air
Ø  1. Unit kantin dan koprasi.
b.      Sumber Daya Manusia
Ø  Jumlah santri putra          : 70 orang
Ø  Jumlah santri putri           : 90 orang
Ø  Tenaga pengasuh             :   7  orang
Ø  Tenaga pengajar               :   8  orang
Ø  Tenaga administrasi         :   2  orang



4.2. Hambatan
Perkembangan Nurul-Ulum diyakini akan semakin meningkat pesat seiring dengan potensi-potensi pendukung yang dimilikinya. Pada akhirnya akan menjadi sistem pendidikan yang menopang pembangunan bangsa, khususnya dalam penyediaan sumber daya manusia yang tangguh.
Sehubungan dengan hal tersebut diatas, pada tataran riil jika potensi dan pendukung yang ada tidak dimanfaatkan sebagaimana mestinya, maka cita-cita yang hendak dicapai tidak mustahil perkembangan Ponpes Nurul-Ulum akan mengalami stagnasi sebagaimana tahun-tahun sebelumnya.
Sebagai wacana pengembangan Nurul Ulum, adalah sangat layak apabila hambatan-hambatan yang menjadi ganjalan diketahui sejak dini, antara lain:
a.      Sarana
Sebagaimana dimaklumi dalam pemaparan potensi yang dimiliki Nurul-Ulum, terutama sarana fisik, dari sana kita dapat mengambil gambaran:
Ø  Sarana fisik yang dimiliki, terutama Musholla, asrama dan sarana pendukung lainnya sangat tidak memadai, bahkan sebagian besar bentuk bangunannya (70%) dalam kondisi rusak parah dan memperihatinkan. Oleh karena itu dalam jangka dekat dan sangat mendesak perhatian PPNU terfokus pada pembangunan fisik terutama musholla sebagai tempat kegiatan sentral.
Ø  Minimnya sarana pendukung berupa alat-alat keterampilan, olehraga dan tatausaha sangat mempengaruhi kinerja Nurul-Ulum. Dalam waktu dekat pengadaan alat-alat administrasi seperti komputer diperioritaskan setelah pembangunan Musholla.
Ø  Minimnya lahan bangunan menyebabkan sistem pembangunan bertingkat merupakan langkah yang harus ditempuh.


b.      Sumber Daya Manusia
Ø  Internal
Hambatan di bidang Sumber Daya Manusia yang dimiliki Ponpes Nurul Ulum adalah kurangnya tenaga-tenaga ahli mengingat sumber dana yang dimiliki sangat minim dan lemahnya koordinasi antar pengurus akibat kesibukan masing-masing.

Ø  Eksternal
Kondisi Sosial masyarakat sekitar Ponpes Nurul Ulum masih sangat kurang tingkat kepeduliannya terhadap pendidikan putra-putrinya akibat lemahnya pendapatan mereka di bidang ekonomi. Sehingga wajar jika orientasi mereka adalah bagaimana anak-anaknya segera memiliki pekerjaan tanpa menghiraukan mutu dan keterampilan bagi anak-anaknya.

c.       Pembiayaan
Sebagaimana problem pendanaan di organisasi manapun, Ponpes Nurul Ulum memiliki problem yang sama yang tampak sebagai berikut:
1.      Tidak ada iuran bagi santri maupun siswa yang mengikat mengingat latar belakang ekonomi yang lemah orangtua siswa maupun santri . Walaupun ada iuran hanya dikenakan kepada siswa saja untuk biaya oprasional sebesar 1.500,-(Seribu limaratus Rupiah) setiap anak per bulan

2.      Tidak adanya sumber pemasukan lain yang berarti bagi penyelenggaraan pendidikan di Ponpes Nurul Ulum. Biaya oprasional Ponpes Nurul Ulum sepenuhnya ditopang oleh Majelis Pimpinan Pondok.




4.3. Peluang

Peluang yang dimiliki oleh Ponpes Nurul Ulum adalah sebagai berikut:

a.      Jangka Pendek
Ø  Penataan sistem dan pembenahan sarana-sarana fisik dan sarana penunjang dalam rangka peningkatan mutu pendidikan

Ø  Menjalin kerjasama dengan segenap pihak terutama pemerintah dan instansi pendidikan
Ø  Konsolidasi internal pengurus Ponpes Nurul Ulum dalam rangka peningkatan kinerja yang bersifat strategis

Ø  Pembinaan terhadap masyarakat sekitar

b.      Jangka Panjang
Ø  Menjadikan Ponpes Nurul Ulum sebagai acuan (percontohan) pendidikan yang moderen
Ø  Menjadikan Ponpes Nurul Ulum sebagai tempat pusat kegiatan kajian ilmiah
Ø  Pembekalan Pengetahuan dan pelatihan kewirausahaan sebagai penyeimbang maksud dan tujuan Ponpes Nurul Ulum
4.4. Ancaman
a.      Tidak ada realisasi anggaran yang telah diusulkan, mengakibatkan lemah dan lambannya kinerja civitas Ponpes Nurul Ulum
b.      Kurangnya dukungan segenap pihak, terbukti dari respon dan dukungan maupun bantuan yang diberikan berbagai pihak dibawah harapan.



4.5. Kebutuhan Mendesak
Dalam rangka menjaga eksistensi  Ponpes Nurul Ulum sebagai lembaga pendidikan dibutuhkan biaya sebagai berikut:
1.      Pembangunan Musholla Ponpes Nurul Ulum yang membutuhkan biaya sebesar Rp. 241.000.000,-
2.      Pembangunan Gedung Taman kanak-kanak yang membutuhkan biaya Rp. 200.000.000,-
3.      Pembangunan Gedung Madrasah yang membutuhkan biaya 500.000.000,-
4.      Pembangunan asrama santri putra-putri sebesar 300.000.000,-
5.      Biaya Oprasional dan perawatan sarana maupun prasarana
6.      Melengkapi kebutuhan-kebutuhan santri


4.6. Harapan
Demi tercapainya cita-cita bangsa dan negara sebagaimana termaktub dalam pembukaan UUD 1945, khususnya rangka ikut serta mencerdaskan kehidupan bangsa, partisipasi maupun dukungan segenap pihak sangat diharapkan. Oleh karena itu tanpa dukungan dan bantuan semua pihak maka cita-cita mulia pengurus Ponpes Nurul Ulum akan mengalami hambatan dan itu berarti terhambatnya pula tercapainya cita-cita bangsa ini untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.

Hanya itulah yang dapat diberikan oleh Pengurus Ponpes Nurul Ulum tanpa bermaksud mengharap sesutu untuk kepentingan pribadinya, yang ada adalah apa yang dapat diberikan kepada bengsa dan negara ini. Semoga Allah SWT meridloi, Amin.








V. RIWAYAT HIDUP PENDIRI/PENGASUH

5.1. RH. ABDULLAH MOENASIK MA
Ponpes Nurul Ulum dewasa ini tengah melakukan pengembangan diberbagai sektor. Keberhasilan dari Ponpes Nurul Ulum tidak terlepas dari andil RH. ABDULLAH MOENASIK MA Selaku pendiri sekaligus pengasuh Pondok Pesantren yang didirikan nya pada tanggal 7 Juli 1977
Beliau dilahirkan pada tanggal 7 Januari 1943  disaat negeri ini dibawah pendudukan Jepang. Beliau terlahir dari pasangan R. MOENASIK MAULANA, seorang keturunan bangsawan Madura yang bernama SITI MAHRUMAH
Seperti kisah sedih yang dialami oleh bangsa Indonesia disaat berada dibawah penjajahan Jepang dan awal-awal berdirinya Republik ini pada umumnya, beliau juga mengalami penderitaan yang sangat sedih dimasa kecilnya. Wajar jika kelak dikemudian hari, pengalaman itu membentuk pribadi beliau menjadi orang yang sangat tegar menghadapi kehidupan
Sewaktu kecil beliau dikenal sangat rajin menuntut ilmu pengetahuan agama maupun umum, beliau tercatat sebagai siswa SR/ Sekolah Rakyat (SD sekarang) di Klampis I, suatu kebiasaan yang sangat jarang dilakukan oleh teman-teman sebayanya. Maklum, waktu itu masyarakat kita masih takut dengan hal-hal yang berbau pendidikan umum.
Malang  tak dapat ditolak, mujur tak dapat diraih, barangkali itulah ungkapan yang paling tepat menggambarkan nasib yang dialami beliau. Betapa tidak, pada saat berumur 11 tahun dan masih duduk dibangku kelas V SR beliau sudah ditinggal wafat oleh ramanda tercintanya. Beliau adalah orang yang YATIM.
Kejadian itu tidak membuat beliau surut untuk belajar, mengingat wasiat ramandanya terakhir kalinya, agar beliau rajin belajar. Pagi hari sekolah di Sekolah Rakyat (SR), malam hari belajar ilmu agama pada KH. MOH. SOLEH IKROM, ulama yang


rendah hati dan pernah mendapat didikan langsung dari SYAICHONA KHOLIL Bangkalan.  Demikianlah kebiasaan sehari-hari beliau yang terus berlanjut sampai  menginjak usia remaja . Tercatat guru-guru beliau antara lain, KH. MUNIR, KH. SAIFULLAH HS, KH SYAFI’I BAIDLOWI semuanya berasal dari Klampis. Selanjutnya guru-guru beliau adalah KH. TOBRONI ASIZ Sebaneh Bangkalan, KH. MUNIF Burneh Bangkalan.
Sedangkan pendidikan formal yang ditempuhnya adalah Sekolah Rakyat/SR (SD sekarang) tahun 1957, dilanjutkan ke SGBN (Sekolah Guru B Negeri) 1961, dilanjutkan SPGN (Sekolah Pendidikan Guru Negeri) tahun 1973.
Pengalaman organisasi beliau dimulai sejak masih remaja, wajar kalau kemudian beliau dikenal sebagai orang yang sangat aktif dalam organisasi kepemudaan, diantaranya Organisasi Olahraga khususnya sepak bola, bahkan beliau sempat menjadi idola pemain sepak bola di Bangkalan.
Sedangkan  di organisasi Beliau pernah menjabat sebagai Ketua GP.Ansor Anak Cabang Klampis pada tahun 1971 dan Beliau dikenal sangat intim dengan Almarhum KH.MOH.KHOLIL AG, Seorang Ulama karismatik di Bangkalan .Hal ini dapat dimaklumi sebab secara struktur organisasi Beliau menjabat sebagai Ketua Umum GP.Ansor Ancab Klampis.Sedangkan KH.MOH.KHOLIL AG, menjabat sebagai Ketua Umum GP Ansor Cabang Bangkalan .
Selanjutnya , selepas dari kepengurusan GP Ansor , Beliau mengaktifkan diri di dunia pendidikan .Perlu diketahui sebelumnya Beliau tercatat sebagai Pegawai Negeri sejak tahun 1963 . Pekerjaan yang ditekuninya sampai tahun 1987 dan kemudian beliau dialih tugaskan sebagai Staf Ranting Dinas P&K Kecamatan Klampis sampai akhirnya beliau menjabat sebagai Kepala Cabang Dinas P&K Kecamatan Klampis terhitung sejak tahun 1992 sampai dengan tahun 1999(Purna Tugas)


Pada tahun 1977, ketika itu masyarakat sekitar beliau masih dikenal sangat terbelakang. Atas dasar itulah kemudian beliau mendirikan Ponpes Nurul Ulum dengan dukungan para alim ulama dan tokoh masyarakat sekitarnya.
Ternyata respon masyarakat sangat besar, terbukti mereka sangat antusias menitipkan putera-puterinya untuk dididik di Ponpes Nurul Ulum. Kenyataan tersebut mendorong beliau untuk meningkatkan pendidikan bagi generasi muda.
Keseharian beliau sepenuhnya diabdikan bagi agama, bangsa dan negara, terbukti walaupun beliau sangat sibuk dengan tugas pemerintahan, beliau sedikitpun tidak pernah meninggalkan  lembaga pendidikan yang telah didirikan dan dirintisnya sampai saat ini, setelah beliau selesai dari tugas sebagai Pegawai Negeri, pikiran dan tenag beliau dicurahkan sepenuhnya  untuk kepentingan agama dan bangsa, terbukti dalam kesehariannya  beliau mengasuh Pesantren dan masyarakatnya demi menyongsong masa depan bangsa yang lebih cerah.
5.2. SAIFUL  ABDULLAH, SH
Beliau dilahirkan pada tahun 1972 putera dari pasangan pengasuh Ponpes Nurul Ulum  RH. ABDULLAH MOENASYK MA. Dan Hj. SITI MUZAYYAHAH RH. Dari jalur ayahnya beliau diketahui masih berdarah bangsawan Madura seperti dikisahkan dalam profil pendiri Ponpes Nurul Ulum. Sedangkan dari jalur ibunya beliau diketahui sebagai orang yang lahir dan dibesarkan dalam lingkungan pesantren. Tercatat Syeh ZAINAL ABIDIN atau Bujuk Cendana Kwanyar adalah nenek moyang beliau
Sejak kecil beliau dididik langsung oleh ramanda tercintanya baik mengenai ilmu pengetahuan umum maupun agama. Pendidikan formal yang ditempuhnya  adalah Sekolah Dasar  Bator I (SD) 1979-1985), SMP (1985-1988), semuanya ditempuh di kecamatan Klampis. Setelah tamat SMP beliau melanjutkan ke SMA Darul Ulum I Jombang mengikuti jejak kakeknya (santri kinasih DR. KH. MUSTAIN ROMLY) yang juga berada di Ponpes Darul Ulum.


Kegiatan yang dilakukan beliau sejak kecil selalu bernuansa agamis, maklum beliau dibesarkan dilingkungan keagamaan yang sangat ketat. Pagi hari sekolah SD, sore Madrasah dan malam mengaji. Dapat dibayangkan, sejak kecil itulah sebenarnya beliau sudah memiliki aktifitas tinggi, waktu bermain dengan teman sebayanya nyaris kurang, mengingat beliau lebih suka belajar daripada bermain.
Sewaktu berada di Ponpes Darul Ulum Jombang, beliau diasuh oleh guru-gurunya, KH. RIFAI ROMLY, KH. ABD. HANNAN MA’SOEM, KH. AS’AD UMAR, KH DIMYATI ROMLY, KH SONHAJI ROMLY, disamping ulama-ulama yang lainnya. Selama tiga tahun beliau menuntut ilmu di Ponpes Darul Ulum beliau banyak menghabiskan waktunya untuk belajar dan berorganisasi terutama di IKAPPDAR.
Setamat SMU beliau hendak meneruskan studinya ke Universitas Darul Ulum Jombang dan sempat mencicipi bangku kuliah selama tiga bulan, namun pada saat yang sama ramanda tercintanya sakit parah dan terpaksa beliau mengurungkan niatnya mengingat Pondok Pesantren yang dikelola ramandanya sangat membutuhkan tenaganya.
Selama empat tahun beliau mencurahkan tenaga dan fikiran untuk memajukan Ponpes Nurul Ulum, akhirnya timbul lagi niat untuk meneruskan kuliahnya yang sempat tertunda, maka dipilihlah Universitas Bangkalan (UNIBANG) dengan mengambil jurusan Fakultas Hukum pada tahun Akademik 1995/1996
Naluri organisasi yang dimiliki ramandanya rupanya juga menurun kepada anaknya, ibarat pepatah buah jatuh tidak jauh dari pohonnya. Selama di Universitas Bangkalan, beliau sangat aktif berorganisasi sampai akhirnya beliau terpilih sebagai ketua umum Badan Perwakilan Mahasiswa. Selain di kampus beliau juga aktif bi berbagai organisasi ekstra seperti IPNU dan PMII.




Tepat empat tahun beliau menempuh studi di Universitas Bangkalan akhirnya Beliau dinyatakan tamat dengan menyandang predikat sebagai lulusan berprestasi akademik terbaik dan teladan. Demikian setelah selesai studinya pada tahun  1999, beliau kembali mengelola pesantrennya yang sekarang mulai menampakkan perkembangan yang sangat signifikan
Pada tanggal 5 Juli 2001 Universitas Bangkalan dinegerikan menjdi Universitas Trunojoyo. Pada tahun yang sama pula beliau diminta Dekan Fakultas Hukum untuk membantu mengelola Biro Bantuan Hukum (BBH) yang memberi bantuan hukum bagi masyarakat kurang mampu. Pekerjaan itu beliau lakukan dengan rasa penuh pengabdian. Akhirnya pada bulan Desember 2001 beliau diangkat sebagai Pegawai Negeri Sipil dengan tugas sebagai Staf Pengajar (Dosen) Fakultas Hukum Universitas Trunojoyo.
Semenjak kembali aktif di dunia kampus, aktifitas beliau semakin padat, selain aktif sebagai staf pengajar di Fakultas Hukum Universitas Trunojoyo, beliau seringkali menjadi pembicara dalam berbagai kegiatan akademis maupun pengabdian pada masyarakat, beliau sangat getol memperjuangkan hak-hak hokum dan penyadaran hokum pada masyarakat, di antaranya melalui penyuluhan-penyuluhan maupun siaran di berbagai radio di Madura, karena melalui pendekatan cultural beliau yakin bisa melakukan perubahan dan pembaharuan hukum.
Di kalangan Mahasiswa Saiful Abdullah adalah sosok yang sangat dekat dengan mereka. di tengah-tengah kesibukannya yang sangat padat, beliau selalu menyempatkan dan meluangkan waktu bersama-sama mahasiswa untuk diskusi, mengarahkan, membimbing, bahkan tidak jarang “kongkow-kongkow bareng ”Mahasiswa. Tidak aneh di kalangan Mahasiswa sosok Saiful Abdullah adalah sosok yang sangat disukai.
Pada tahun 2006 Saiful Abdullah mendapat tugas belajar. Selama dua tahun di Universitas Diponegoro beliau menimba ilmu dan banyak berinteraksi dengan berbagai pakar-pakar hokum, khususnya hokum pidana. di antara gurunya adalah Prof. Dr. Barda Nawawi Arief, Prof. Muladi, Prof. Satjipto Rahardjo dan lainnya. Bahkan di Undip, beliau menjadi mahasiswa yang sangat dengat dengan Prof. Dr. Barda Nawawi Arif, konseptor KUHP Baru. Pada tahun 2009 beliau  lulus dengan predikat cumlaude.
Sekembalinya dari pendidikan, aktifitas beliau semakin padat. puncaknya pada tahun 2009 beliau terpilih menjadi Pembantu Dekan III Universitas Trunojoyo. di antara karya tulis fenomenal adalah HUKUM ALIRAN SEAT, Konsepsi Kebijakan Penal dan Non penal di Indonesia. Saat ini buku beliau banyak di bedah di berbagai kalangan.
Sampai saat ini selain sebagai insane akademis menjabat sebagai Pembanyu Dekan III, belau masih tetap aktif dalam berbagai kegiatan seosial. di antaranya sebagai Ketua sekaligus Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Ulum yang dirintis oleh ramanda tercintanya sampai sekarang.


5.3. FAISHOL ABDULLAH,ST
Hampir sama dengan kakandanya sebagaimana tersebut dalam profil sebelumnya. Beliau dilahirkan pada tahun 1976 di Dusun Probungan Tenggun Klampis Bangkalan Madura. Beliau adalah putera ketiga dari pendiri/pengasuh Pondok Pesantren Nurul Ulum yang sama-sama dibesarkan dalam lingkungan pesantren.
Banyak kisah lucu yang menyertai beliau sejak kecil seperti lazimnya anak-anak kecil yang lain. Namun tidak banyak yang tahu bahwa pada saat beliau berumur kira-kira 2-3 tahun beliau sakit sakitan, sehingga ada yang menyarankan beliau diganti namanya menjadi MUSTAKIM, wajar kalau  dalam lingkungan keluarganya beliau dipanggil AKIM.
Menginjak usia 7 tahun beliau mengikuti jejak kakandanya sekolah di SDN Bator I dan Madrasah Ibtidaiyah Al Islamiyah. Kedua bangku pendidikan itu sama-sama ditempuhnya selama 6 tahun.


Walaupun beliau jarang sekolah, anehnya beliau sering mendapat nilai bagus dan ranking kelas, maklum beliau dikenal sangat cerdas dikalangan teman-temannya. Potensi itu tampaknya memang diperoleh dari bakat yang dimiliki pendahulunya sebagaimana diceritakan dalam profil sebelumnya.
Setammat Sekolah Dasar beliau melanjutkan ke SMP Klampis. Waktu siang beliau pergunakan ngajar di Madrasah ayahandanya, malam ngajar ngaji di Musholla Nurus Ulum. Rutinitas tersebut beliau lakukan sampai menamatkan sekolahnya di SMA Arosbaya.
Pada saat beliau keals II di SMA Arosbaya, beliau sudah mondok di Pondok Pesantren Saikhona Kholil selama 8 tahun, tercatat guru-guru beliau adalah, KH. Abdullah, Schall, KH. Mas Ali Ridlo Hasym (saat ini di Pasuruan), KH. Fahrilla Aschall, dan masih banyak lagi yang lainnya.
Setelah menamatkan studinya di Ponpes Syaichona Kholil beliau aktif kembali mengajar di pesantren ayahnya, baik di madrasah maupun pengajian kitab yang diasuhnya.

1 komentar:

Unknown mengatakan...

MAAF YA MANA WAKTU AMAEN LAJJENGAN MEK LOK ETOLES

Posting Komentar

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | coupon codes