PONDOK PESANTREN NURUL ULUM
BATOR KLAMPIS BANGKALAN MADURA
69153
Sekretariat
: Jl. KH. Moh. Anwar 99 Bator Klampis Bangkalan Madura, Tlp. (031) 3051269
I.
SEJARAH
SINGKAT
PONDOK PESANTREN NURUL ULUM
.
1.1. PERIODE PENDIRIAN (1977-1985)
Periode
ini merupakan masa pembibitan dan peletakan dasar berdirinya pondok pesantren
yang dilakukan oleh HR. ABDULLAH MOENASYK MA, dengan dibantu beberapa
tokoh-tokoh masyarakat dan beberapa orang yang mempunyai visi dan persepsi yang
sama tentang pentingnya pendidikan bagi bangsa dan negara.
Alasan didirikannya
Ponpes Nurul Ulum berawal dari latar belakang kehidupan sosial masyarakat
sekitar pada saat itu sangat kental
dengan keterbelakangan mental spiritual dan jauh dari praktik-praktik sehat
menurut norma ajaran Islam, sekalipun pada saat itu sebenarnya sudah ada bentuk
bentuk pendidikan islam, namun masih sangat tradisional bahkan cenderung
terbelakang.
Sistem pengajaran pada saat itu
dilaksanakan dengan sistem pengkajian kitab-kitab di surau maupun sistem
ceramah, dan praktikum dipimpin langsung oleh oleh HR.ABDULLAH MA, melalui
sarana yang ada pada masyarakat terutama pemahaman ilmu tauhid dan akhlak , dan
dibantu sepenuhnya oleh istri beliau Hj. SITI MUZAYYAHAH RH dalam hal
pengkajian ilmu Al-Qur’an, fiqih atau syariat islam. Sedangkan jumlah santri
pada saat itu tercatat 7 orang.
1.2. PELETAKAN DASAR SISTEM PENDIDIKAN (1985-1995)
Pada
tahun 1980 sampai tahun-tahun berikutnya, Ponpes Nurul-Ulum mulai berkembang
seiring dengan kondisi perekonomian masyarakat yang melatar belakangi semakin
bertambahnya jumlah santri atas dasar kesadaran masyarakat yang semakin terbuka
wawasan pentingnya arti pendidikan bagi putra-putrinya.
Penekanan dan
penajaman materi yang dilakukan terhadap anak didik pada saat itu bertujuan
untuk mencetak manusia-manusia muslim yang tahan cuaca, tidak tergoncang
bergantinya masa dan model. Hatinya tetap erat merapat disisi Allah Swt dalam
keadaan situasi seperti apapun, jiwa dan mentalnya kuat menahan godaan hidup. Inilah Muslim !
Akibat dari penajaman
dan penyempurnaan sistem pendidikan yang dilakukan pada saat itu, jumlah santri
semakinbanyak, berkisar antara 40-50 orang.
Seiring dengan hal
tersebut diatas, untuk mengakomodir keinginan dan tuntutan zaman, maka
didirikanlah madrasah ibtidaiyah Nurul-Ulum I, dan diiringi dengan madrasah
Nurul-Ulum II,III,IV dan pada tahun 2004 ini telah dibuka Taman Kanak-Kanak.
Saat itu jumlah santri tercatat 200 orang.
Untuk mempertajam
hasil yang hendak dicapai oleh santri maupun siswi-siswi Nurul-Ulum,
keterampilan maupun leadership(kepemimpinan) yang diberikan semakin
diintensifkan seperti latihan organisasi dan pembekalan keterampilan.
1.3. PENGEMBANGAN (1995-Sekarang)
Memasuki
tahun 1995 sampai 1999 Ponpes Nurul-Ulum dapat dikatakan mengalami stagnasi,
pada masa-masa itulah program-program dan kebijakan yang dicanangkan tidak
mencapai perkembangan berarti, bahkan terkesan berjalan di tempat. Salah satu
hal penyebab kondisi itu adalah aktifnya pengurus ponpes di berbagai
kegiatan-kegiatan lainnya.
HR.
ABDULLAH MOENASYIK MA, selaku pendiri sekaligus pengasuh pondok pesantren, saat
itu tenaga dan fikirannya terkuras di bidang pemerintahan, maklum beliau
menjabat Kacab. Dinas P&K daerah setempat. Sedangkan pelaksana harian
sekaligus koordinator utama pondok pesantren, SAIFUL ABDULLAH, SH, pada saat
itu tengah meneruskan pendidikannya di Universitas Bangkalan Madura yang secara
kebetulan menjabat sebagai ketua parlemen kemahasiswaan (Badan Perwakilan
Mahasiswa), padahal beliau sebagai motor penggerak pondok pesantren. Otomatis,
walaupun pengurus lainnya mempunyai peran yang sama terhadap ponpes, namun
tidak bisa mengambilan keputusan dan kebijakan yang bersifat strategis.
Mengawali
tahun 2002, seiring dengan purna tugasnya HR. ABDULLAH MOENASYK, MA, dari
tugas-tugas pemerintahan dan selesainya masa studi SAIFUL ABDULLAH, SH,
penataan kembali (reorganisasi) sistem maupun management yang ada mulai
dibenahi. Hasilnya, jika pada kondisi sebelumnya Ponpes Nurul-Ulum mengalami
stagnasi, maka sekarang mulai menampakkan kebangkitannya yang dapat dilihat
daripembenahan bidang struktur organisasi, bentuk pendidikan, maupun dalam
bidang sarana fisik, antara lain;
1.3.1. Bidang Struktur Organisasi
Distribusi
tugas secara terperinci dijelaskan melalui buku panduan dan papan struktur, ini
merupakan kemajuan bila dibandingkan dengan masa-masa sebelumnya, yang
dijabarkan dalam bentuk :
-
Majelis Pimpinan
Ponpes Nurul-Ulum (MPPNU)
Merupakan badan
tertinggi pondok pesantren yang terdiri dari pengasuh ponpes yang dipimpin oleh
HR. ABDULLAH MOENASYIK MA. Majelis ini merupakan penentu kebijakan prinsipil di
Nurul-Ulum.
-
Dewan Guru
Merupakan badan
pelaksana dalam bidang kontinuitas pendidikan, badan ini beranggotakan
guru-guru senior yang dipimpin Zainal Arifin, S.Pd.
-
Dewan harian
Merupakan dewan
pelaksana harian dalam bidang administrasi management dan kegiatan sosial.
Badan ini beranggotakan santri-santri, guru-guru senior.
-
Dewan keuangan
Untuk menertibkan
administrasi keuangan dibentuklah dewan keuangan yang menangani masalah-masalah
pendanaan maupun pembiayaan keberlangsungan Ponpes Nurul-Ulum.
1.3.2. Bidang Pendidikan
Pendidikan agama dan
umum merupakan dua hal penting untuk diseimbangkan. Atas dasar tersebut, materi
pendidikan yang diprogramkan terhadap anak didik tidak hanya terbatas pada satu
segi agama saja, melainkan diseimbangkan dengan ilmu pengetahuan umum. Ini
penting, agar lebih siapnya anak didik Nurul-Ulum yang apabila pada masanya
kelak kembali ke masyarakat diharapkan mampu menjawab persoalan-persoalan yanga
ada.
Dengan masuknya
beragam bidang study umum tersebut, bukan berarti menelantarkan jam-jam
kegiatan study agama dan sakral agama yang telah mapan, malah keduanya
diseimbangkan, diselaraskan dan diberinya ruang gerak berjalan sejajar dalam
wadah yang sama.
1.3.3. Bidang Sarana Fisik dan Bangunan.
Tuntutan
masyarakat akan kelayakan dalam penyelenggaraan pendidikan menyebabkan pimpinan
Ponpes berupaya semaksimal mungkin dalam membangun sarana fisik, sebagai
penunjang pencapaian tujuan pendidikan yang diinginkan. Usaha kearah dimaksud
adalah perbaikan dan penambahan ruangan kelas, asrama maupun ruangan penunjang
lainnya.
Dewasa
ini pembangunan seperti disebutkan masih terfokus pada pembangunan-pembangunan
yang ada di lingkungan pondok pesantren. Namun demikian, upaya yang dilakukan
oleh pengurus pondok merupakan upaya konkrit dalam memberikan layanan
pendidikan.
1.3.4. Bidang Kepemimpinan dan Keterampilan
Dalam
membekali siswa-siswi Nurul-Ulum menjadi manusia yang berhasil guna bagi nusa
dan bangsa, keterampilan maupun kepemimpinan merupakan dua hal yang sangat
diperlukan. Oleh karena itu wadah untuk mencapai tujuan sebagaimana dimaksud
dapat dilihat seperti di bawah ini:
1. Keterampilan
peningkatan Sumber Daya Manusis dan keterampilan lain yang bersifat profit
diberikan dalam bentuk kursus
2.
Memberikan bekal pengetahuan organisasi melalui wadah
remaja Santri Nurul-Ulum (REZANUR) untuk mencetak mereka menjadi pemimpin-pemimpin
yang baik bagi dirinya dan orang lain.
II. ASAS DAN TUJUAN PONPES
NURUL-ULUM
Asas dan tujuan dasar
pendidikan Ponpes Nurul-Ulum merupakan pedoman utama dalam pembentukan manusia
yang seutuhnya dejabarkan sebagai berikut:
2.1. Asas
Asas dasar
kelembagaan Nurul-Ulum sebagai wadah pendidikan adalah Al-Qur’an Hadits, Ijma’,
Qiyas, Pancasila dan UUD ’45
2.2. Dasar
Dasar amaliyah
Nurul-Ulum sebagai lembaga sosialisasi nilai-nilai agama adalah Ahlus Sunnah
Wal Jama’ah, dengan petunjuk konstruksi empat madzhab: Syafi’I, Hanafi, Maliki,
Hambali.
2.3. Tujuan
1.
Membentuk kader muslim sejati, yakni beriman dan
bertakwa ilahiyah, berakal ilmiyah, dan berilmu amaliyah.
2. Menempatkan
ilmu pengetahuan sebagai penegak agama dan negara.
3.
Membentuk manusia yang beridealisme sejati sebagimana
firman Allah Swt:
كُنْتُمْ خَيْرَا اُ مَّةٍ
اُخْرِجَتْ ِللنَّآِس تَآءْ مُرُوْنَ ِبآاْلمَعْرُوفِ َوَتْنهَوْنَ عَنِ
الْمُنْكَآِر(أل عمرن110)
“Adalah kamu sebaik-baik umat yang dikeluarkan buat manusia,
menyuruh kepada yang ma’ruf dan melarang yang mungkar serta beriman kepada
Allah Swt”. (QS. Ali Imran: 110)
III. BENTUK-BENTUK PENDIDIKAN
3.1. Pendidikan Formal
Yang
dimaksud pendidikan formal adalah bentuk pendidikan dalam suasana klasikal dan
mempunyai batasan-batasan administratif tertentu sesuai dengan tingkatan umur masing-masing
siswa. Sekolah-sekolah yang berada di naungan Ponpes Nurul-Ulum adalah:
1.
Madrasah Ibtidaiyah Nurul Ulum I.
2. Madrasah
Ibtidaiyah Nurul-Ulum II.
3.
Madrasah Ibtidaiyah Nurul Ulum III
4. Taman
Kanak-Kanak Nurul Ulum
Ketiga
madarasah diatas masih berstatus swasta, namun bekerja sama dengan Departemen
Agama Republik Indonesia.
3.2. Pendidikan Non Formal
Pendidikan
non formal adalah bentuk-bentuk pendidikan non klasikal dan batasan-batasan
administratif maupun psikologis siswa kurang ada batasan secara khusus. Di
Ponpes Nurul-Ulum pendidikan semacam itu adalah bentuk pendidikan sebagai
berikut:
Ø
Pendidikan keterampilan
Ø
Pendidikan leadership/ Kepemimpinan.
Ø
Pengajian weton (ceramah).
Ø
Pengajian bendongan (Pengajian dengan kitab).
Ø
Pengajian sorogan (Pengajian murid yang membaca,
guru menyimak)
Ø
Pendidikan qiro’at Al-Quran.
Ø
Pendidikan kader organisasi.
3.3. Praktikum Kemasyarakatan.
Untuk menyediakan sarana
latihan bagi seluruh civitas akademik Nurul-Ulum dalam menjalin hubungan dengan
masyarakat diberikan sarana sebagai berikut:
a. Kopontren
Yaitu suatu wadah
bagi santri Nurul-Ulum dalam berhubungan antara internal pondok dengan
masyarakat sekitar dalam hubungan jual beli kebutuhan kehidupan sehari-hari.
b. Forum Keluarga PPNU (FKPPNU)
Yaitu organisasi
keluarga besar dan simpatisan Nurul-Ulum yang mempunyai tujuan menyalurkan
aspirasi Nurul Ulum kemasyarakatnya dan dari masyarakat ke Nurul-Ulum.
c. Organisasi Pondok Pesantren
Adalah wadah bagi
santri Nurul-Ulum untuk menajamkan penegetahuannya dalam kepemimpinan dan organisasi.
IV. POTENSI DAN HARAPAN PONPES NURUL-ULUM
Yang dimaksud dengan hal
tersebut diatas merupakan kondisi riil dan kemungkinan yang dimiliki dan yang
akan hendak dicapai.
4.1. Potensi
a. Sarana Fisik
Potensi yang
dimiliki Ponpes Nurul-Ulum dalam menjaga keberlangsungannya dipengaruhi oleh
hal-hal berikut:
Ø
Letak Geografis Ponpes yang berjarak 500 meter
dari ibukota kecamatan menyebabkan Nurul-Ulum sangat cepat berkomunikasi atau
berhubungan dengan dunia luar.
Ø
Taman Kanak-Kanak Nurul Ulum masih belum
memiliki gedung sendiri. Kegiatan belajar mengajar masih menempati asrama putra
Ø
Madrasah Ibtidaiyah Nurul Ulum I memiliki (satu)
gedung madrasah (3 lokal) dilingkungan
Pondok
Ø
Madrasah Ibtidaiyah Nurul Ulum II memiliki 2
(dua) gedung (4 lokal)
Ø
Madrasah Ibtidaiyah Nurul Ulum III belum
memiliki gedung dan numpang di SDN Bator III
Ø
1 (satu) buah Musholla
Ø
1 (satu) buah kantor sekretariat.
Ø
1 (satu) asrama putra (dua kamar)
Ø
2 (dua) asrama putri (dua kamar)
Ø
1 (satu) unit sanyo pompa air
Ø
1. Unit kantin dan koprasi.
b. Sumber Daya Manusia
Ø
Jumlah santri putra : 70 orang
Ø
Jumlah santri putri : 90 orang
Ø
Tenaga pengasuh : 7
orang
Ø
Tenaga pengajar : 8
orang
Ø
Tenaga administrasi : 2 orang
4.2. Hambatan
Perkembangan
Nurul-Ulum diyakini akan semakin meningkat pesat seiring dengan potensi-potensi
pendukung yang dimilikinya. Pada akhirnya akan menjadi sistem pendidikan yang
menopang pembangunan bangsa, khususnya dalam penyediaan sumber daya manusia
yang tangguh.
Sehubungan
dengan hal tersebut diatas, pada tataran riil jika potensi dan pendukung yang
ada tidak dimanfaatkan sebagaimana mestinya, maka cita-cita yang hendak dicapai
tidak mustahil perkembangan Ponpes Nurul-Ulum akan mengalami stagnasi
sebagaimana tahun-tahun sebelumnya.
Sebagai
wacana pengembangan Nurul Ulum, adalah sangat layak apabila hambatan-hambatan
yang menjadi ganjalan diketahui sejak dini, antara lain:
a. Sarana
Sebagaimana
dimaklumi dalam pemaparan potensi yang dimiliki Nurul-Ulum, terutama sarana
fisik, dari sana kita dapat mengambil gambaran:
Ø Sarana
fisik yang dimiliki, terutama Musholla, asrama dan sarana pendukung lainnya
sangat tidak memadai, bahkan sebagian besar bentuk bangunannya (70%) dalam
kondisi rusak parah dan memperihatinkan. Oleh karena itu dalam jangka dekat dan
sangat mendesak perhatian PPNU terfokus pada pembangunan fisik terutama
musholla sebagai tempat kegiatan sentral.
Ø
Minimnya sarana pendukung berupa alat-alat
keterampilan, olehraga dan tatausaha sangat mempengaruhi kinerja Nurul-Ulum.
Dalam waktu dekat pengadaan alat-alat administrasi seperti komputer
diperioritaskan setelah pembangunan Musholla.
Ø
Minimnya lahan bangunan menyebabkan sistem
pembangunan bertingkat merupakan langkah yang harus ditempuh.
b. Sumber Daya Manusia
Ø
Internal
Hambatan di bidang
Sumber Daya Manusia yang dimiliki Ponpes Nurul Ulum adalah kurangnya
tenaga-tenaga ahli mengingat sumber dana yang dimiliki sangat minim dan
lemahnya koordinasi antar pengurus akibat kesibukan masing-masing.
Ø
Eksternal
Kondisi Sosial
masyarakat sekitar Ponpes Nurul Ulum masih sangat kurang tingkat kepeduliannya
terhadap pendidikan putra-putrinya akibat lemahnya pendapatan mereka di bidang
ekonomi. Sehingga wajar jika orientasi mereka adalah bagaimana anak-anaknya
segera memiliki pekerjaan tanpa menghiraukan mutu dan keterampilan bagi
anak-anaknya.
c. Pembiayaan
Sebagaimana problem pendanaan di
organisasi manapun, Ponpes Nurul Ulum memiliki problem yang sama yang tampak
sebagai berikut:
1.
Tidak ada iuran bagi santri maupun siswa yang mengikat
mengingat latar belakang ekonomi yang lemah orangtua siswa maupun santri .
Walaupun ada iuran hanya dikenakan kepada siswa saja untuk biaya oprasional
sebesar 1.500,-(Seribu limaratus Rupiah)
setiap anak per bulan
2.
Tidak adanya sumber pemasukan lain yang berarti bagi
penyelenggaraan pendidikan di Ponpes Nurul Ulum. Biaya oprasional Ponpes Nurul
Ulum sepenuhnya ditopang oleh Majelis Pimpinan Pondok.
4.3. Peluang
Peluang yang dimiliki
oleh Ponpes Nurul Ulum adalah sebagai berikut:
a. Jangka Pendek
Ø
Penataan sistem dan pembenahan sarana-sarana
fisik dan sarana penunjang dalam rangka peningkatan mutu pendidikan
Ø
Menjalin kerjasama dengan segenap pihak terutama
pemerintah dan instansi pendidikan
Ø
Konsolidasi internal pengurus Ponpes Nurul Ulum
dalam rangka peningkatan kinerja yang bersifat strategis
Ø
Pembinaan terhadap masyarakat sekitar
b. Jangka Panjang
Ø
Menjadikan Ponpes Nurul Ulum sebagai acuan
(percontohan) pendidikan yang moderen
Ø
Menjadikan Ponpes Nurul Ulum sebagai tempat
pusat kegiatan kajian ilmiah
Ø
Pembekalan Pengetahuan dan pelatihan
kewirausahaan sebagai penyeimbang maksud dan tujuan Ponpes Nurul Ulum
4.4. Ancaman
a.
Tidak ada realisasi anggaran yang telah diusulkan,
mengakibatkan lemah dan lambannya kinerja civitas Ponpes Nurul Ulum
b. Kurangnya
dukungan segenap pihak, terbukti dari respon dan dukungan maupun bantuan yang
diberikan berbagai pihak dibawah harapan.
4.5.
Kebutuhan Mendesak
Dalam rangka
menjaga eksistensi Ponpes Nurul Ulum
sebagai lembaga pendidikan dibutuhkan biaya sebagai berikut:
1.
Pembangunan Musholla Ponpes Nurul Ulum yang membutuhkan
biaya sebesar Rp. 241.000.000,-
2.
Pembangunan Gedung Taman kanak-kanak yang membutuhkan
biaya Rp. 200.000.000,-
3.
Pembangunan Gedung Madrasah yang membutuhkan biaya
500.000.000,-
4.
Pembangunan asrama santri putra-putri sebesar
300.000.000,-
5.
Biaya Oprasional dan perawatan sarana maupun prasarana
6.
Melengkapi kebutuhan-kebutuhan santri
4.6. Harapan
Demi tercapainya
cita-cita bangsa dan negara sebagaimana termaktub dalam pembukaan UUD 1945,
khususnya rangka ikut serta mencerdaskan kehidupan bangsa, partisipasi maupun dukungan
segenap pihak sangat diharapkan. Oleh karena itu tanpa dukungan dan bantuan
semua pihak maka cita-cita mulia pengurus Ponpes Nurul Ulum akan mengalami
hambatan dan itu berarti terhambatnya pula tercapainya cita-cita bangsa ini
untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.
Hanya itulah yang dapat
diberikan oleh Pengurus Ponpes Nurul Ulum tanpa bermaksud mengharap sesutu
untuk kepentingan pribadinya, yang ada adalah apa yang dapat diberikan kepada
bengsa dan negara ini. Semoga Allah SWT meridloi, Amin.
V. RIWAYAT HIDUP PENDIRI/PENGASUH
5.1. RH. ABDULLAH MOENASIK MA
Ponpes Nurul Ulum
dewasa ini tengah melakukan pengembangan diberbagai sektor. Keberhasilan dari
Ponpes Nurul Ulum tidak terlepas dari andil RH. ABDULLAH MOENASIK MA Selaku
pendiri sekaligus pengasuh Pondok Pesantren yang didirikan nya pada tanggal 7
Juli 1977
Beliau
dilahirkan pada tanggal 7 Januari 1943
disaat negeri ini dibawah pendudukan Jepang. Beliau terlahir dari
pasangan R. MOENASIK MAULANA, seorang keturunan bangsawan Madura yang bernama
SITI MAHRUMAH
Seperti kisah sedih
yang dialami oleh bangsa Indonesia disaat berada dibawah penjajahan Jepang dan
awal-awal berdirinya Republik ini pada umumnya, beliau juga mengalami
penderitaan yang sangat sedih dimasa kecilnya. Wajar jika kelak dikemudian
hari, pengalaman itu membentuk pribadi beliau menjadi orang yang sangat tegar
menghadapi kehidupan
Sewaktu
kecil beliau dikenal sangat rajin menuntut ilmu pengetahuan agama maupun umum,
beliau tercatat sebagai siswa SR/ Sekolah Rakyat (SD sekarang) di Klampis I,
suatu kebiasaan yang sangat jarang dilakukan oleh teman-teman sebayanya.
Maklum, waktu itu masyarakat kita masih takut dengan hal-hal yang berbau
pendidikan umum.
Malang tak dapat ditolak, mujur tak dapat diraih,
barangkali itulah ungkapan yang paling tepat menggambarkan nasib yang dialami
beliau. Betapa tidak, pada saat berumur 11 tahun dan masih duduk dibangku kelas
V SR beliau sudah ditinggal wafat oleh ramanda tercintanya. Beliau adalah orang
yang YATIM.
Kejadian
itu tidak membuat beliau surut untuk belajar, mengingat wasiat ramandanya
terakhir kalinya, agar beliau rajin belajar. Pagi hari sekolah di Sekolah
Rakyat (SR), malam hari belajar ilmu agama pada KH. MOH. SOLEH IKROM, ulama
yang
rendah
hati dan pernah mendapat didikan langsung dari SYAICHONA KHOLIL Bangkalan. Demikianlah kebiasaan sehari-hari beliau yang
terus berlanjut sampai menginjak usia
remaja . Tercatat guru-guru beliau antara lain, KH. MUNIR, KH. SAIFULLAH HS, KH
SYAFI’I BAIDLOWI semuanya berasal dari Klampis. Selanjutnya guru-guru beliau
adalah KH. TOBRONI ASIZ Sebaneh Bangkalan, KH. MUNIF Burneh Bangkalan.
Sedangkan pendidikan
formal yang ditempuhnya adalah Sekolah Rakyat/SR (SD sekarang) tahun 1957,
dilanjutkan ke SGBN (Sekolah Guru B Negeri) 1961, dilanjutkan SPGN (Sekolah
Pendidikan Guru Negeri) tahun 1973.
Pengalaman
organisasi beliau dimulai sejak masih remaja, wajar kalau kemudian beliau
dikenal sebagai orang yang sangat aktif dalam organisasi kepemudaan,
diantaranya Organisasi Olahraga khususnya sepak bola, bahkan beliau sempat
menjadi idola pemain sepak bola di Bangkalan.
Sedangkan di organisasi Beliau pernah menjabat sebagai
Ketua GP.Ansor Anak Cabang Klampis pada tahun 1971 dan Beliau dikenal sangat
intim dengan Almarhum KH.MOH.KHOLIL AG, Seorang Ulama karismatik di Bangkalan
.Hal ini dapat dimaklumi sebab secara struktur organisasi Beliau menjabat
sebagai Ketua Umum GP.Ansor Ancab Klampis.Sedangkan KH.MOH.KHOLIL AG, menjabat
sebagai Ketua Umum GP Ansor Cabang Bangkalan .
Selanjutnya
, selepas dari kepengurusan GP Ansor , Beliau mengaktifkan diri di dunia
pendidikan .Perlu diketahui sebelumnya Beliau tercatat sebagai Pegawai Negeri
sejak tahun 1963 . Pekerjaan yang ditekuninya sampai tahun 1987 dan kemudian
beliau dialih tugaskan sebagai Staf Ranting Dinas P&K Kecamatan Klampis
sampai akhirnya beliau menjabat sebagai Kepala Cabang Dinas P&K Kecamatan
Klampis terhitung sejak tahun 1992 sampai dengan tahun 1999(Purna Tugas)
Pada tahun 1977,
ketika itu masyarakat sekitar beliau masih dikenal sangat terbelakang. Atas dasar
itulah kemudian beliau mendirikan Ponpes Nurul Ulum dengan dukungan para alim
ulama dan tokoh masyarakat sekitarnya.
Ternyata
respon masyarakat sangat besar, terbukti mereka sangat antusias menitipkan
putera-puterinya untuk dididik di Ponpes Nurul Ulum. Kenyataan tersebut
mendorong beliau untuk meningkatkan pendidikan bagi generasi muda.
Keseharian beliau
sepenuhnya diabdikan bagi agama, bangsa dan negara, terbukti walaupun beliau
sangat sibuk dengan tugas pemerintahan, beliau sedikitpun tidak pernah meninggalkan lembaga pendidikan yang telah didirikan dan
dirintisnya sampai saat ini, setelah beliau selesai dari tugas sebagai Pegawai
Negeri, pikiran dan tenag beliau dicurahkan sepenuhnya untuk kepentingan agama dan bangsa, terbukti
dalam kesehariannya beliau mengasuh
Pesantren dan masyarakatnya demi menyongsong masa depan bangsa yang lebih
cerah.
5.2.
SAIFUL
ABDULLAH, SH
Beliau
dilahirkan pada tahun 1972 putera dari pasangan pengasuh Ponpes Nurul Ulum RH. ABDULLAH MOENASYK MA. Dan Hj. SITI
MUZAYYAHAH RH. Dari jalur ayahnya beliau diketahui masih berdarah bangsawan
Madura seperti dikisahkan dalam profil pendiri Ponpes Nurul Ulum. Sedangkan
dari jalur ibunya beliau diketahui sebagai orang yang lahir dan dibesarkan
dalam lingkungan pesantren. Tercatat Syeh ZAINAL ABIDIN atau Bujuk Cendana
Kwanyar adalah nenek moyang beliau
Sejak kecil beliau
dididik langsung oleh ramanda tercintanya baik mengenai ilmu pengetahuan umum
maupun agama. Pendidikan formal yang ditempuhnya adalah Sekolah Dasar Bator I (SD) 1979-1985), SMP (1985-1988),
semuanya ditempuh di kecamatan Klampis. Setelah tamat SMP beliau melanjutkan ke
SMA Darul Ulum I Jombang mengikuti jejak kakeknya (santri kinasih DR. KH.
MUSTAIN ROMLY) yang juga berada di Ponpes Darul Ulum.
Kegiatan
yang dilakukan beliau sejak kecil selalu bernuansa agamis, maklum beliau
dibesarkan dilingkungan keagamaan yang sangat ketat. Pagi hari sekolah SD, sore
Madrasah dan malam mengaji. Dapat dibayangkan, sejak kecil itulah sebenarnya
beliau sudah memiliki aktifitas tinggi, waktu bermain dengan teman sebayanya
nyaris kurang, mengingat beliau lebih suka belajar daripada bermain.
Sewaktu berada di
Ponpes Darul Ulum Jombang, beliau diasuh oleh guru-gurunya, KH. RIFAI ROMLY,
KH. ABD. HANNAN MA’SOEM, KH. AS’AD UMAR, KH DIMYATI ROMLY, KH SONHAJI ROMLY,
disamping ulama-ulama yang lainnya. Selama tiga tahun beliau menuntut ilmu di
Ponpes Darul Ulum beliau banyak menghabiskan waktunya untuk belajar dan
berorganisasi terutama di IKAPPDAR.
Setamat
SMU beliau hendak meneruskan studinya ke Universitas Darul Ulum Jombang dan
sempat mencicipi bangku kuliah selama tiga bulan, namun pada saat yang sama
ramanda tercintanya sakit parah dan terpaksa beliau mengurungkan niatnya
mengingat Pondok Pesantren yang dikelola ramandanya sangat membutuhkan tenaganya.
Selama empat tahun
beliau mencurahkan tenaga dan fikiran untuk memajukan Ponpes Nurul Ulum,
akhirnya timbul lagi niat untuk meneruskan kuliahnya yang sempat tertunda, maka
dipilihlah Universitas Bangkalan (UNIBANG) dengan mengambil jurusan Fakultas
Hukum pada tahun Akademik 1995/1996
Naluri
organisasi yang dimiliki ramandanya rupanya juga menurun kepada anaknya, ibarat
pepatah buah jatuh tidak jauh dari pohonnya. Selama di Universitas Bangkalan,
beliau sangat aktif berorganisasi sampai akhirnya beliau terpilih sebagai ketua
umum Badan Perwakilan Mahasiswa. Selain di kampus beliau juga aktif bi berbagai
organisasi ekstra seperti IPNU dan PMII.
Tepat empat tahun
beliau menempuh studi di Universitas Bangkalan akhirnya Beliau dinyatakan tamat
dengan menyandang predikat sebagai lulusan berprestasi akademik terbaik dan
teladan. Demikian setelah selesai studinya pada tahun 1999, beliau kembali mengelola pesantrennya
yang sekarang mulai menampakkan perkembangan yang sangat signifikan
Pada
tanggal 5 Juli 2001 Universitas Bangkalan dinegerikan menjdi Universitas
Trunojoyo. Pada tahun yang sama pula beliau diminta Dekan Fakultas Hukum untuk
membantu mengelola Biro Bantuan Hukum (BBH) yang memberi bantuan hukum bagi
masyarakat kurang mampu. Pekerjaan itu beliau lakukan dengan rasa penuh
pengabdian. Akhirnya pada bulan Desember 2001 beliau diangkat sebagai Pegawai
Negeri Sipil dengan tugas sebagai Staf Pengajar (Dosen) Fakultas Hukum
Universitas Trunojoyo.
Semenjak
kembali aktif di dunia kampus, aktifitas beliau semakin padat, selain aktif
sebagai staf pengajar di Fakultas Hukum Universitas Trunojoyo, beliau
seringkali menjadi pembicara dalam berbagai kegiatan akademis maupun pengabdian
pada masyarakat, beliau sangat getol memperjuangkan hak-hak hokum dan penyadaran
hokum pada masyarakat, di antaranya melalui penyuluhan-penyuluhan maupun siaran
di berbagai radio di Madura, karena melalui pendekatan cultural beliau yakin
bisa melakukan perubahan dan pembaharuan hukum.
Di
kalangan Mahasiswa Saiful Abdullah adalah sosok yang sangat dekat dengan
mereka. di tengah-tengah kesibukannya yang sangat padat, beliau selalu
menyempatkan dan meluangkan waktu bersama-sama mahasiswa untuk diskusi,
mengarahkan, membimbing, bahkan tidak jarang “kongkow-kongkow bareng ”Mahasiswa. Tidak aneh di kalangan Mahasiswa
sosok Saiful Abdullah adalah sosok yang sangat disukai.
Pada
tahun 2006 Saiful Abdullah mendapat tugas belajar. Selama dua tahun di
Universitas Diponegoro beliau menimba ilmu dan banyak berinteraksi dengan
berbagai pakar-pakar hokum, khususnya hokum pidana. di antara gurunya adalah
Prof. Dr. Barda Nawawi Arief, Prof. Muladi, Prof. Satjipto Rahardjo dan
lainnya. Bahkan di Undip, beliau menjadi mahasiswa yang sangat dengat dengan
Prof. Dr. Barda Nawawi Arif, konseptor KUHP Baru. Pada tahun 2009 beliau lulus dengan predikat cumlaude.
Sekembalinya
dari pendidikan, aktifitas beliau semakin padat. puncaknya pada tahun 2009
beliau terpilih menjadi Pembantu Dekan III Universitas Trunojoyo. di antara
karya tulis fenomenal adalah HUKUM ALIRAN SEAT, Konsepsi Kebijakan Penal dan
Non penal di Indonesia. Saat ini buku beliau banyak di bedah di berbagai
kalangan.
Sampai
saat ini selain sebagai insane akademis menjabat sebagai Pembanyu Dekan III,
belau masih tetap aktif dalam berbagai kegiatan seosial. di antaranya sebagai
Ketua sekaligus Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Ulum yang dirintis oleh ramanda
tercintanya sampai sekarang.
5.3.
FAISHOL ABDULLAH,ST
Hampir sama dengan
kakandanya sebagaimana tersebut dalam profil sebelumnya. Beliau dilahirkan pada
tahun 1976 di Dusun Probungan Tenggun Klampis Bangkalan Madura. Beliau adalah
putera ketiga dari pendiri/pengasuh Pondok Pesantren Nurul Ulum yang sama-sama
dibesarkan dalam lingkungan pesantren.
Banyak kisah lucu
yang menyertai beliau sejak kecil seperti lazimnya anak-anak kecil yang lain.
Namun tidak banyak yang tahu bahwa pada saat beliau berumur kira-kira 2-3 tahun
beliau sakit sakitan, sehingga ada yang menyarankan beliau diganti namanya
menjadi MUSTAKIM, wajar kalau dalam
lingkungan keluarganya beliau dipanggil AKIM.
Menginjak usia 7
tahun beliau mengikuti jejak kakandanya sekolah di SDN Bator I dan Madrasah
Ibtidaiyah Al Islamiyah. Kedua bangku pendidikan itu sama-sama ditempuhnya
selama 6 tahun.
Walaupun beliau
jarang sekolah, anehnya beliau sering mendapat nilai bagus dan ranking kelas,
maklum beliau dikenal sangat cerdas dikalangan teman-temannya. Potensi itu
tampaknya memang diperoleh dari bakat yang dimiliki pendahulunya sebagaimana
diceritakan dalam profil sebelumnya.
Setammat Sekolah Dasar
beliau melanjutkan ke SMP Klampis. Waktu siang beliau pergunakan ngajar di
Madrasah ayahandanya, malam ngajar ngaji di Musholla Nurus Ulum. Rutinitas
tersebut beliau lakukan sampai menamatkan sekolahnya di SMA Arosbaya.
Pada saat beliau
keals II di SMA Arosbaya, beliau sudah mondok di Pondok Pesantren Saikhona
Kholil selama 8 tahun, tercatat guru-guru beliau adalah, KH. Abdullah, Schall,
KH. Mas Ali Ridlo Hasym (saat ini di Pasuruan), KH. Fahrilla Aschall, dan masih
banyak lagi yang lainnya.
Setelah menamatkan
studinya di Ponpes Syaichona Kholil beliau aktif kembali mengajar di pesantren
ayahnya, baik di madrasah maupun pengajian kitab yang diasuhnya.
1 komentar:
MAAF YA MANA WAKTU AMAEN LAJJENGAN MEK LOK ETOLES
Posting Komentar