Selasa, 24 Juli 2012

…..ANTARA PUASA, PAHALA, LAPAR DAN KEMARUK……Oleh: Saiful Abdullah (Saiba Al-Bangkalani)

Manusiawi, tentu saja manusiawi, kalau berpuasa ya lapar, ya haus. Kalau tidak berpuasa, ada yang mau dimakan, dalam keadaan normal, tentu saja tidak akan kelaparan dan kehausan. Jadi, sangat manusiawi, jika bagi sebagian orang  menahan rasa lapar, haus dan kekurangan itu terasa sangat berat.
Bagi orang yang merasa sangat haus dan lapar, termasuk yang saya alami hari ini, karena sahur sedikit (belum terbiasa), apa lagi jika tidak sempat sahur, kebablasan,  tentu saja  menantikan berbuka sangat terasa lama, dan berbagai makanan, minuman, kopi dan rokok berseliweran dibenak pikiran. Sementara bahasa tubuh -tepatnya bahasa perut-  semakin gamblang alias terang-terangan saja, krucuk krucuk krucuk......
Maaf anda jangan takabbur mengalihkan perhatian, pura-mura melihat perut orang lain, silahkan periksa perut masing-masing, terjadi apakah di siang yang panas ini?? Tentu saja, andai kalian bayangkan nasib saudara-saudara kita yang tiap hari kelaparan, niscaya perut kita akan bisa bertoleransi, masyaALLOH.....
Sampai saat ini, ya, kita membayangkan bunyi  bedug magrib merupakan sebuah harapan yang sangat dinanti-nantikan, karena bedug magrib dapat berarti sebuah isyarat   semua makanan, minuman hendak dilumat habis tanpa ampun....
Ya, siang ini saya membayangkan kejadian magrib kemarin dan mungkin magrib nanti petang begitu bedug berbunyi, saya yakin seyakin-yakinnya, (tapi saya tidak harus bersumpah atas nama Tuhan kan...) akan terjadi pertempuran hebat di meja makan masing-masing. Mungkin.....Saking lahapnya, “mubaddzir” rasanya kalau semua “material” yang bisa dimakan itu tidak dilahap habis.
Andai saja mungkin, maka traktor, jembatan, kayu-kayu hutan, bukit-bukit, perkebunan, minum minyak, air bendungan mau dilahap habis. Bukan itu saja, bahkan andai saja  Gubernur BEM,Presma,    , Bahkan Muammar Khadafi sekalipun jika ia masih hidup, jika ada di samping kalian saat itu, dipastikan akan menjadi santapan lauk pauk yang empuk pula.
Tentu saja perilaku seperti di atas, dalam perspektif Kiai Subrun, Gus Jebrat,  dan mungkin juga dalam perspektif Kiai Marsulan dapat dikualifikasikan “haram Muakkad”, “Haram Mugholladoh”, Haram Murokkab” dan entah haram apa lainnya, karena berbuka dalam jumlah yang melebihi standar syarat kesehatan tubuh namanya “Kemaruk”, amat berlebihan baik dalam jumlah maupun 'estetika makanannya.
Andaikan beliau-beliau  kiai Marsulan, Kiai Subrun, Gus Jebrat, ada di dekat kita, akan menasehati  dengan lembut;
“Cong (nak)…..hentikanlah makanmu sebelum kenyang, karena itu anjuran Rosul”
“Cong…..kalau kamu renungkan, betapa banyak di muka bumi ini orang-orang yang masih kalaparan, tidak tahu harus makan apa. Beruntunglah kamu masih ada yang bisa dimakan, kalau tidak, apakah kamu akan mencuri, merampok, korupsi, mbegal hanya sekedar mengganjal perutmu karena kelaparan. Ingatlah sebuah ungkapan yang manyatakan, “kadzal faqru an yakuna kufron” (kefakiran itu bisa menyebabkan kekafiran)
Mungkin saja beliau-beliau itu akan melanjutkan nasehat lembutnya;
“ Cong….sungguh besar hikmah puasa ini, karena kamu akan belajar tentang keikhlasan, kejujuran, sikap untuk berbagi, memahami orang lain dan seterusnya, dan seterusnya…” Tentu saja kalau hal ini bisa dilaksanakan, maka puasa akan menjadi lahan mendapatkan pahala yang sangat besar dari ALLOH Robbul Izzati.
Terakhir mungkin juga para Alim itu akan mengahiri nasehatnya seperti ini;
“Kamu tahu Muhammad?" "Tahu? Muhammad Rasulullah shallallahu 'alaihi wa alihi wasallam, tahu? Ia manusia  mutiara yang memilih hidup sebagai orang jelata. Tidak pernah makan  kenyang lebih dari tiga hari, karena sesudah hari kedua ia tak punya  makanan lagi. Ia menjahit bajunya sendiri dan menambal sandalnya  sendiri. Muhammad Rosululloh SAW dijamin surganya, tetapi ia selalu takut kepada Tuhan  sehingga menangis di setiap sujudnya. Sedangkan kamu yang  pekerjaannya ,,,,,,, kelakuanmu penuh kerendahan budaya, perhatian kalian kepada Tuhan setengah-setengah, menginginkan nasib lebih enak dibanding Muhammad?
dan kalau kemudian kamu ditimpa kesusahan, kemiskinan, kelaparan, kekurangan, kegagalan, Apakah Tuhan yang kamu salahkan?"
Astagfirulloh…. siang ini sudah jam 13.00, saya masih sibuk dengan kerjaan belum solat dluhur..…….

1 komentar:

Unknown mengatakan...

ASSALAMUALAIKUM SAYA MAU TANYA PAK ..HABIS MAU NYALAIN SIAPA WONG MEMANG ALLAH YANG MENGATUR SEMUANYA.......!

Posting Komentar

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | coupon codes