Selasa, 24 Juli 2012

TARAWEH BERSAMA IMAM VALENTINO ROSSI


Sehabis taraweh,seorang jamaah menghampiri saya dan berbisik begini,"Sampean kalau ngimami terlalu lambat, bisa dipercepat sedikit lagi nggak..?"
Sungguh saya terhenyak, tertegun, tergagap mau jawab apa. Perasaan saya sudah cepat, kira-kira 120 KM/ jam. Jadi, taraweh kurang lebih ditempuh 30-45. Kalau saja Ibarat balapan dengan Valentino Rossi, saya tidak ketinggalan jauh lah, tapi ini jamaah masih minta dipercepat lagi. Kalau sudah begini, tampaknya valentino Rossi lebih tepat deh kalau jadi iimam, pasti dia mahir dan cepat finis.

Tentu saja saya tidak habis pikir, bayangan saya, kalau dipercepat lagi,  saya hawatir akan terjadi kemungkinan-kemungkinan sbb:
  1. Akan ada jamaah yang bakalan pake trining/ celana dan kaos olahraga, mungkin juga akan ada jamaah yang memakai kaos bergambar Valentino Rossi, Lorenzo, pembalap lainnya, bahkan mungkin juga akan ada jamaah yang memakai kaos bergambar pelari cepat dunia. Jadi susah membedakan antara jamaah taraweh dengan "jamaah olah raga"
  2. Bagi jamaah yang hamil bisa-bisa melahirkan/ keguguran, sedangkan jamaah yang tua-tua (Ibarat speda motor atau mobil tua),tulang-tulangnya pasti berbunyi " kretak kretek" bahkan bisa-bisa protol, dan nafasnya ngos-ngosan. Nah, kalau ini sampe terjadi,alangkah dlolimnya saya....
  3. Malaikat bisa jadi tertawa atau malah jengkel bahkan murka melihat jamaah Taraweh yang "kebut-kebutan".
  4. Coba bayangkan, jika taraweh dipacu dengan kecepatan 160 KM/Jam,bagaimana membaca fatihah dan surat-suratnya, pasti mulut imam akan belepotan dan berbusa
  5. Betapa tidak "sopannya" kita di hadapan ALLAH SWT yang telah memelihara detak nafas kita, solat saja kok terkesan "memperolok-olok"Tuhan. Ini bisa jadi masuk dalam kategori "PENGHINAAN TERHADAP TUHAN",wah pasti panjang ini pembahasannya
Jadi, kalau taraweh seperti ini semakin subur, maka seolah-olah menjalankan ibadah ini sekedar gugur kewajiban.
Tapi jujur, mungkin saya dan anda termasuk orang yang menyukai taraweh model  kebut-kebutan begini, sehingga tidak tertutup kemungkinan akan ada rekor MURI dan atau rekor dunia; TARAWEH TERCEPAT di dunia.MasyaALLAH.....

Hampir dipastikan,taraweh yang imamnya cepat, pasti jamaahnya banyak. sedang masjid-masjid yang imamnya lambat,biasanya jamaahnya sedikit.

Melihat kondisi demikian, untuk sementara waktu saya tidak cukup memiliki keberanian untuk menyalahkan, sebab bisa jadi akan ada yang menjawab begini;
  1. Halah...yang penting kan niat
  2. Sampean aja belum tentu masuk surga meskipun solat taraweh semalam suntuk
  3. Sesungguhnya sampean juga senang kan dengan model tarawih cepat begitu
  4. Kalau misalnya solat tarawih tidak dianjurkan, sampean senang kan, kan, kan, bahkan sampeyan bisa berteriak kegirangan. nah.....dst
Suka tidak suka, taraweh dan balapan merupakan fenomena yang menarik, apakah karena bangsa kita memang paling suka membangun jalan tol dimana mana. Konon jalan pintas, bebas hambatan yang akan memperlancar transportasi antar kota/termasuk solat memakai tol.

Jelas,bahwa ibadah itu adalah kebutuhan kita pada Tuhan, jangan dibalik, Tuhan butuh ibadah kita. Jadi Tuhan tidak butuh kita, mau baik mau buruk,Tuhan tidak butuh, itu urusanmu "sing-masing", kitalah yang butuh. Kalau kita sembahyang taraweh taat sama Dia, bahakan solat taraweh kebut-kebutanpun , Tuhan ndak akan berkurang eksistensinya.

Oleh karena itu;
  1. Kalau anda dan saya masih merasa bahwa taraweh/ ibadah kita lebih baik daripada Rosul maupun para sahabatnya,itu karena sempitnya pengetahuan kita tentang bagaimana sesungguhnya beribadah yang layak kepada Tuhan.
  2. Kalau anda dan saya hanya mampu menyimpulkan bahwa solat dan ibadah kita lebih baik dibanding Rosul dan para sahabatnya- itu sebenarnya hanya kesan sekilas dan bersifat kulit belaka.
  3. Kalau kita mau belajar sungguh-sungguh tentang bagaimana makna ibadah yang sesungguhnya,insyaallah kita akan mengerti makna Maha Rohman dan Maha Rohim IlahiRobbi...
Akhirnya, saya teringat ungkapan seorang sahabat;
Jalan pintas memang menyenangkan. Lebih cepat, lebih mudah. Secara tidak sadar kita hidup dalam pola pikir instant seperti itu. Mulai dari ingin cepat kaya , jalan pintas bagaimana traffic blognya melesat tinggi,sampai urusan memuja Tuhan. Jalan pintas mengumpulkan amal sekaligus mencari mesjid yang paling sedikit rakaatnya dalam taraweh, dan cepat pelaksanaanya. Sangat manusiawi bukan?

Lalu siapa yangbisa menyalahkan jalan pintas ?. Kalau sudah begini saya teringat ucapan sahabat saya dulu Moh. Ainun, " Wong Gusti Allah juga tidakmenyiapkan jalan tol menuju rumahNya "

Hayo ngaku; anda suka taraweh yang bagaimana, cepat, sedang, lambat, biasa-biasa saja....?

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | coupon codes